BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan adalah salah satu ciri makhluk hidup yang melangsungkan kehidupannya,.
Seluruh organisme yang masih hidup melakukan pertumubuhan guna menambah
massa, volume maupun tinggi tubuh organisme. Tidak terkecuali pada
tanaman. Tanaman juga melakukan pertumbuhan sebagai salah satu ciri
makhluk hidup.
Tumbuhan
tumbuh dari kecil menjadi besar dan berkembang dari satu sel zigot
menjadi embrio kemudian menjadi satu individu yang mempunyai akra,
batang dan daun. Pertumbuhan diart
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1) Apakah ada perbedaan respon perkecambahan biji jagung antara pH 3, 5 dan 7 ?
2) Apakah ada pengaruh adanya hujan asam terhadap perkecambahan dan pertumbuhan tanaman ?
3) Adakah Faktor-faktor apa sajakah yang dapat mempengaruhi kecepatan perkecambahan dan pertumbuhan tanaman jagung ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah :
1) Untuk mengetahui adanya pengaruh derajat keasaman (pH) dalamproses perkecambahan dan pertumbuhan tanaman jagung.
2) Untuk mengetahui pH yang optimal dalam proses perkecambahan dan pertumbuhan tanaman jagung
3) Untuk mengetahui Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kecepatan perkecambahan dan pertumbuhan tanaman jagung
1.4 Hipoteis
1) Ada perbedaan respon perkecambahan biji jagung antara pH 3, 5 dan 7.
2) Ada pengaruh adanya hujan asam terhadap perkecambahan da pertumbuhan tanaman.
3) Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan perkecambahan dan pertumbuhan tanaman jagung.
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Perkecambahan dan Pertumbuhan
2.1.1 Perkecambahan
Perkecambahan
terjadi karena pertumbuhan radikula (calon akar) dan pertumbuhan
plumula (calon batang). Faktor yang mempengaruhi perkecambahan adalah
air, kelembapan, oksigen dan suhu.
Perkecambahan biji ada dua macam yaitu:
a. Perkecambahan
epigeal : Hipokotil memanjang sehingga plumula dan kotiledon ke
permukaan tanah dan kotiledon melakukan fotosintesis selama daun belum
terbentuk. Contoh : perkecambahan kacang hijau.
b. Perkecambahan
hypogeal : epikotil memanjang sehingga puluma keluar menembus kulit
biji dan muncul diatas permukaan tanah sedangkan kotiledon tertinggal
dalam tanah.
Contoh : perekecambahan kacang kapri.
Dalam biji terdapat calon individu baru atau embrio yang dilengkapi dengan cadangan makanan. Pada
tanaman dikotil misalnya kacang mempunyai dua kotiledon yang membesar.
Sumbu embrio bagian bawah kotiledon disebut hipokotil. Bagian
terminalnya (ujung) disebut radikula. Sumbu embrio bagian atas kotiledon
disebut epikotil. Dan ujungnya disebut plumula (pucuk embrio) yaitu
ujung batang bersama calon-calon (primordium) daun.
Embrio
yang tumbuh belum memiiki klorofil , sehingga embrio belum dapat
membuat makanannya sendiri. Umumnya, makanan untu pertumbuhan embrio
berasal dari endosperma. Akan tetapi tidak semua biji memiliki
endsperma.biji tumbuhan polong-polongan,misalnya kacang tidak memiliki
endosperma, melainkan cadangan makanannya dari kotiledon. Endosermanya
sendiri sudah habis.biji yang demikian disebut biji eksalbuminus.
Sedangkan biji yang endospermanya ada disebut biji albuminus.
Tumbuhan
monokotil mempunyai satu kotiledon .misalnya pada Grminineae (Poaceae),
misalnya jagung,kotiledonnya disebut skutelum. Skutelum menyerap
nutrien dari endosperma dan memindahkannya ke bagian embrio selama
proses perkecambahannya. Radikula (calon akar) monokotil diselubungi
oleh koleoriza (sarung akar lembaga) dan ujung embrio diselubungi
koleoptil (sarung pucuk lembaga).
2.2.1 Pertumbuhan
· Pertumbuhan primer
Merupakan
pertumbuhan yang terjadi karena adanya meristem primer. Pertumbuhan ini
disebabkan oleh kegiatan titik tumbuh prmer yang terdapat pada ujung
akar dan ujung batan dimulai sejak tumbuhan masih berupa embrio.
· Pertumbuhan sekunder
Merupakan
pertumbuhan yang terjadi karena adanya meristem sekunder. Pertumbuhan
ini disebabkan oleh kegiatan cambium yang bersifat meristematik kembali.
Ciri-ciri
jaringan meristemtik ini adalah mempunyai dinding yang tipis,
bervakuola kecil atau tidak bervakuola, stiplasma pekat dan sel-slenya
belum berspeliasasi. Ketika pertumbuhan berlangsung secara aktif,
sel-sel meristem membelah dan membentuk sel-sel baru. Sel baru yang
terbantuk itu pada awalnya rupanya sama tetapi setelah dewasa, sel-sel
tadi berdiferensiasi menjadi jaringan lain.
Jaringann meristem ada dua jenis yaitu :
a. Jaringan meristem apix
b. Jaringan meristem lateral
Pertumbuhan sekunder disebabkan oleh kegiatan meristem sekunder yang meliputi:
A. Kambium gabus
B. Kambium fasis
C. Kambium interfasis
4. Pertumbuhan terminal
Terjadi
pada ujung akar dan ujung batang tumbuhan berbiji yang aktif tumbuh.
Terdapat 3 daerah (zona) pertumbuhan dan perkembangan:
a. Daerah pembelahan (daerah meristematik).
b. Daerah pemanjangan
c. Daerah diferensiasi
2.2 Tanaman Jagung
Tanaman
jagung ( Zea mays ) sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Di
Indonesia, jagung merupakan komoditi tanaman pangan kedua terpenting
setelah padi. Akhir-akhir ini tanaman jagung semakin meningkat
penggunaannya. Tanaman jagung banyak sekali gunanya, sebab hampir
seluruh bagian tanaman dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam
keperluan. Buah jagung muda (putren, Jw) bisa dimanfaatkan sebagai
sayuran, bergedel, bakwan, sambel goreng. Jagung tua biasa digunakan
sebagai pengganti nasi, marning, brondong, roti jagung, tepung, bihun,
bahan campuran kopi bubuk, biskuit, kue kering, pakan ternak, baha baku,
industri farmasi, dextrin, perekat, industri textil.
Tanaman
jagung sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia ataupun hewan, jagung
merupakan makanan pokok kedua setelah padi, produksi jagung kini dapat
dikonsumsi oleh manusia dalam bentuk penyajian, jagung merupakan salah
satu bahan makanan yang mengandung hidrat arang, yang dapat digunakan
untuk menggantikan (mensubtitusi) beras.
Jagung termasuk tanaman akar serabut yang terdiri dari tipe akar yaitu akar dan seminal, akar adventif dan akar udara, seminal tumbuh dari radikma dan embiro. Akar adventif disebut juga akar tunjang. Akar ini dari buku paling bawah. Sekitar 4 cm di bawah permukaan tanah. Akar udara adalah akar yang keluar dari dua atau lebih dari buku terbawah dekat permukaan tanah.
Jagung termasuk tanaman akar serabut yang terdiri dari tipe akar yaitu akar dan seminal, akar adventif dan akar udara, seminal tumbuh dari radikma dan embiro. Akar adventif disebut juga akar tunjang. Akar ini dari buku paling bawah. Sekitar 4 cm di bawah permukaan tanah. Akar udara adalah akar yang keluar dari dua atau lebih dari buku terbawah dekat permukaan tanah.
Batang
jagung tidak bercabang, berbentuk silinder. Pada buku ruas akan muncul
tunas yang berkembang menjadi tongkol. Tinggi jagung tergantung
variates, umumnya berkisar 100 – 300 cm. Daun jagung memanjang dan
keluar dari buku-buku batang. Jumlah daun terdiri dari 8-48 helaian
tergantung varietasnya. Antara kelopak dan helaian terdapat lidah daun
yang disebut Ligula, fungsi Ligula adalah mencegah air masuk ke dalam
kelopak daun dan batang.
Pada proses tumbuh tanaman jagung dibedakan dalam dua stadia yaitu:
a. Stadia vegetative
a. Stadia vegetative
Pada
stadia vegetatif ini melalui fase kecambah, dilanjutkan dengan fase
pertumbuhan vegetatif, akar batang daun yang cepat pada akhirnya
pertumbuhan vegetatif menjadi lambat sehingga dinamainya stadia
generative.
b. Stadia generatif
Pada
stadia ini dinamai dengan pembentukan primordia. Proses pembungaan yang
mencakup peristiwa penyerbukan dan pembuahan. Penyerbukan yang terjadi
pada tanaman jagung biasanya dibantu dengan angin, yaitu dengan cara
menebarkan tepung sari kemudian menjatuhkan pada tangkai. Letak bunga
jantan dan betina tidak berada di satu tempat. Bunga jantan pada ujung
batang yang sedang berbunga, sedangkan bunga betina berada di
pertengahan batang atau tongkol. Perlu dijaga kemurnian biji dari
varietas yang dibudidayakan dan juga terjadinya penyerbukan silang pada
tanaman jagung. Proses penyerbukan, tepung sari tidak harus menempel
pada kepala putik. Karena tangkai putik dapat menyebabkan proses
penyerbukan tetap berlangsung. Tangkai putik berupa rambut jagung bila
ditempel tepung sari. Perkembangan dan pertumbuhan serbuk sari
berlanjut. Proses pertumbuhan merupakan kelanjutan peristiwa penyerbukan
dapat berlangsung selama serbuk sari menempel pada putik. Kemudian
saluran-saluran tangkai putik bertemu sel telur.
Kondisi pH yang baik untuk pertumbuhan jagung berkisar antara
5,5 – 7,0 dan pH optimal 6,8 terutama pada saat berbunga dan pengisian
biji. Curah hujan yang normal untuk pertumbuhan tanaman jagung yang
ideal adalah sekitar 250 mm/tahun sampai 2000 mm/tahun. Jagung akan
tumbuh dengan baik di daerah yang ketinggiannya lebih dari 5000 m di
atas permukaan laut. (Supapto, 1999).
2.3 Derajat Keasaman (pH)
pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien aktivitas
ion hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya
didasarkan pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala absolut.
Ia bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya
ditentukan berdasarkan persetujuan internasional.
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
1) Botol Aqua 1,5 liter 3
2)
3) Media tanam (Tanah)
4) Biji Jagung 30 biji
5) Air AC
6) Pipet
7) pH meter
8) cutter
9) Spidol
10) HCL 0,1 M
3.2 Variabel Percobaan
· Variabel Manipulasi : Air dengan variasi pH 3 dan 5
· Variabel Respon : Percepatan Perkecambahan dan Pertumbuhan tanaman jagung
· Variabel Kontrol : - Jenis Jagung
- Jenis media tanam (tanah)
- Ukuran pot plastik (polibag)
- Frekuensi penyiraman
- tanaman jagung dengan pH 7
3.3 Langkah Percobaan
Adapun langkah-langkah dari percobaan ini sebagai berikut :
1) Menyiapkan
air dengan pH 3, 5 dan 7 dengan cara mencampurkan larutan HCL 0,1 M
kemudian dimasukkan ke dalam botol dan diberi label masing-masing.
2) Menyiapkan
biji jagung dari jenis yang sama, merendam biji jagung sebanyak 10
kedalam air yang telah ditentukan dengan masing-masing pH selama 30
menit.
3) Menyediakan 3 buah polibag dengan
cara memotong botol air mineral pada bagian bawah dengan menggunkan
cutter. Kemudian melubangi bagian bawahnya agar air bisa keluar waktu
penyiraman dan beri label.
4) Potong bagian tengah botol
air mineral sisanya tadi sebagai penyangga polibeg. Membasahi tanah
dengan air yang telah ditentukan kemudian meletakkan (menanam) biji
jagung dan basahi atau sirami tanah setiap hari sesuai pH yang telah
ditentukan selam 7 hari
5) Mengamati perkecambahan yang pada bji jagung selama 7 hari.
6) Memeriksa pertumbuhan pada hari ke-7.
BAB 1V
DATA DAN ANALISA
4.1 Data Percobaan
A. Hasil percobaan pada pH 3
Hari ke-
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
%
|
Jumlah Biji yang Berkecambah
|
0
|
7
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
70%
|
· Kecepatan Perkecambahan = + + + + + + = 3,5
pH 3
% perkecambahan = 7/10 x 100%
= 70%
· Panjang terakhir pengamatan
No.
|
Biji
|
Panjang Tanaman
|
1.
|
1
|
15 cm
|
2.
|
2
|
23 cm
|
3.
|
3
|
22 cm
|
4.
|
4
|
11,4 cm
|
5.
|
5
|
16 cm
|
6.
|
6
|
13
|
7.
|
7
|
11
|
8.
|
8
|
-
|
9.
|
9
|
-
|
10.
|
10
|
-
|
B. Hasil Percobaan pada pH 5
Hari ke-
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
%
|
Jumlah Biji yang Berkecambah
|
0
|
8
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
80%
|
pH 5
% perkecambahan = 8/10 x 100%
= 80%
· Kecepatan Perkecambahan = + + + + + + = 4
· Panjang terakhir pengamatan dan jumlah helai daun
No.
|
Biji
|
Panjang Tanaman
|
1.
|
1
|
26 cm
|
2.
|
2
|
31 cm
|
3.
|
3
|
24 cm
|
4.
|
4
|
21,6 cm
|
5.
|
5
|
28,3 cm
|
6.
|
6
|
26
|
7.
|
7
|
24
|
8.
|
8
|
28
|
9.
|
9
|
-
|
10.
|
10
|
-
|
C. Hasil percobaan pada pH 7
Hari ke-
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
%
|
Jumlah Biji yang Berkecambah
|
0
|
7
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
70%
|
pH 7
% perkecambahan = 7/10 x 100%
= 70%
· Kecepatan Perkecambahan = + + + + + + = 3,5
· Panjang terakhir pengamatan dan jumlah helai daun
No.
|
Biji
|
Panjang Tanaman
|
1.
|
1
|
24 cm
|
2.
|
2
|
33 cm
|
3.
|
3
|
28 cm
|
4.
|
4
|
27,4 cm
|
5.
|
5
|
29,1cm
|
6.
|
6
|
22,6
|
7.
|
7
|
26,1
|
8.
|
8
|
-
|
9.
|
9
|
-
|
10.
|
10
|
-
|
4.2 Analisa Data
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, dari 10 biji tidak semuanya berkecambah
dan tumbuh. Dari 10 biji yang tumbuh, pada pH 3 tumbuh 7, dari pH 5
tumbuh 8 dan dari pH 7 tumbuh 7. Dari data yang didapat, pH 5
menumbuhkan biji jagung paling banyak yakni sebanyak 8 biji jagung.
Sehingga,prosentasi perkecambahan dari percobaan yang dilakukan selam 7
hari, pH 3 sebesar 70%, pH 5 sebesar 80% dan pH 7 sebesar 70%.
Sedangkan kecepatan perkecambahan dari pH 3 adalah 3,5, pH 5 adalah 4 dan pH 7 adalah 3,5. Pada percobaan pH 3 tanaman jagung yang paling panjang adalah 23 cm. pada percobaan pH 5 tanaman jagung yang paling panjang adalah 31cm dan percobaan pH 5 tanaman jagung yang paling panjang adalah 33 cm. sehingga, tanaman jagung yang paling panjang terdapat pada pH 7.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pengaruh Derajat Keasaman Terhadap Perkecambahan Biji Jagung
Pada
percobaan yang saya lakukan menunjukkan perbedaan respon perkecambahan
biji dan pertumbuhan tanaman jagung antara pH 3, 5 dan 7. Hal ini dapat
dilihat dari jumlah biji yang berhasil berkecambah dan tumbuh. Pada pH 3
terdapat 7 tanaman dan yang degeneratif sebanyak 3. Pada pH 5 terdapat 8 tanaman dan yang degeneratif sebanyak dan pada pH 7 terdapat 7 tanaman dan yang degeneratif sebanyak 3. Secara teori tanaman jagung dapat tumbuh optimal pada pH antara 5,5
– 7,0. Pada percobaan ini pH yang banyak menumbuhkan tanaman jagung
adalah pH 5 yakni 8 tanaman dari 10 biji yang ditanam. Sedangkan pada pH
3 dan 7 berhasil menumbuhkan 7 tanaman jagung dari 10 biji yang
ditanam. Disini terjadi kesamaan jumlah tanaman yang tumbuh. Namun,
setelah diukur, tanaman jagung yang paling tinggi terdapat pada pH 7
yakni sebesar 33 cm. pada waktu
penanaman, saya menggunakan jenis biji yang sama. Namun pada percobaan
terdapat biji yang mati atau degeneratif. Hal ini dapat dipengaruhi oleh
biji itu sendiri. Maksudnya disini adalah pada jenis biji yag sama
belum tentu memiliki kemampuan tumbuh yang sama, seperti tingkat
kematngan benih, dominansi benih dan ukuran dari benih jagung itu
sendiri.
4.2 Pengaruh Hujan Asam Terhadap Pertumbuhan Tanaman
Hujan asam diartikan sebagai segala macam hujan dengan pH di bawah 5,6. Hujan secara alami bersifat asam (pH sedikit di bawah 6) karena karbondioksida (CO2) di udara yang larut dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah. Jenis asam dalam hujan ini sangat bermanfaat karena membantu melarutkan mineral dalam tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan binatang.
Hujan asam disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor dalam bahan bakar fosil serta nitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur dioksida dan nitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi ke atmosfer dan bereaksi dengan air untuk membentuk asam sulfat dan asam nitrat
yang mudah larut sehingga jatuh bersama air hujan. Air hujan yang asam
tersebut akan meningkatkan kadar keasaman tanah dan air permukaan yang
terbukti berbahaya bagi kehidupan ikan dan tanaman. Usaha untuk
mengatasi hal ini saat ini sedang gencar dilaksanakan.
cara alami hujan asam dapat terjadi akibat semburan dari gunung berapi
dan dari proses biologis di tanah, rawa, dan laut. Akan tetapi,
mayoritas hujan asam disebabkan oleh aktivitas manusia seperti industri,
pembangkit tenaga listrik, kendaraan bermotor dan pabrik pengolahan pertanian (terutama amonia). Gas-gas yang dihasilkan oleh proses ini dapat terbawa angin hingga ratusan kilometer di atmosfer sebelum berubah menjadi asam dan terdeposit ke tanah.
Hujan
asam dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Karena hujang yang
mengandng asam yang jatuh ke tanah dan menyimpan airnya, dapat
melarutkan mineral-mineral dan unsure hara yang terkandung dalam tanah. Hujan asam
yang larut bersama nutrisi didalam tanah akan menyapu kandungan
tersebut sebelum pohon-pohon dapat menggunakannya untuk tumbuh. Serta
akan melepaskan zat kimia beracun seperti aluminium, yang akan bercampur
didalam nutrisi. Sehingga apabila nutrisi ini dimakan
oleh tumbuhan akan menghambat pertumbuhan dan mempercepat daun
berguguran, selebihnya pohon-pohon akan terserang penyakit, kekeringan
dan mati. Seperti halnya danau, Hutan juga mempunyai kemampuan untuk
menetralisir hujan asam dengan jenis batuan dan tanah yang dapat
mengurangi tingkat keasaman.
Pencemaran
udara telah menghambat fotosintesis dan immobilisasi hasil fotosintesis
dengan pembentukan metabolit sekunder yang potensial beracun. Sebagai
akibatnya akar kekurangan energi, karena hasil fotosintesis tertahan di
tajuk. Sebaliknya tahuk mengakumulasikan zat yang potensial beracun
tersebut. Dengan demikian pertumbuhan akar dan mikoriza terhambat
sedangkan daunpun menjadi rontok. Pohon menjadi lemah dan mudah
terserang penyakit dan hama.
Penurunan pH tanah akibat deposisi asam juga menyebabkan terlepasnya aluminium dari tanah dan menimbulkan keracunan. Akar yang halus akan mengalami nekrosis sehingga penyerapan hara dan iar terhambat. Hal ini menyebabkan pohon kekurangan air dan hara serta akhirnya mati. Hanya tumbuhan tertentu yang dapat bertahan hidup pada daerah tersebut, hal ini akan berakibat pada hilangnya beberapa spesies. Ini juga berarti bahwa keragaman hayati tamanan juga semakin menurun.
Penurunan pH tanah akibat deposisi asam juga menyebabkan terlepasnya aluminium dari tanah dan menimbulkan keracunan. Akar yang halus akan mengalami nekrosis sehingga penyerapan hara dan iar terhambat. Hal ini menyebabkan pohon kekurangan air dan hara serta akhirnya mati. Hanya tumbuhan tertentu yang dapat bertahan hidup pada daerah tersebut, hal ini akan berakibat pada hilangnya beberapa spesies. Ini juga berarti bahwa keragaman hayati tamanan juga semakin menurun.
Kadar
SO2 yang tinggi di hutan menyebabkan noda putih atau coklat pada
permukaan daun, jika hal ini terjadi dalam jangka waktu yang lama akan
menyebabkan kematian tumbuhan tersebut. Menurut Soemarmoto (1992),
dari analisis daun yang terkena deposisi asam menunjukkan kadar
magnesium yang rendah. Sedangkan magnesium merupakan salah satu nutrisi
assensial bagi tanaman. Kekurangan magnesium disebabkan oleh pencucian
magnesium dari tanah karena pH yang rendah dan kerusakan daun meyebabkan
pencucian magnesium di daun.
Pada
percobaan yang saya lakukan, ada daun yang daunnya berwarna agak kuning
kecoklatan, hal ini mengindikasikan adanya pengaruh hujan asam terhadap
tanaman, yang dibuktikan dengan percobaan ini,dimana jagung ditanam dengan menggunkan pH dibawah pH 5 yakni pH 3.
4.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Tanaman
Pada
percobaan ini,tidak hanya derajat keasaman saja yang mempengaruhi
perkecambahan dan pertumbuhan tanaman jagung. Faktor-faktor tersebut
adalah faktor biotik dan faktor abiotik.
Faktor
biotik adalah faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman yang berasal
dari dalam. Dalam percobaan ini berasal dari tanaman itu sendiri. Dalam
hal ini adalah nutrisi. Makanan
(nutrisi) sangat diperlukan dalam pertumbuhan perkecambahan. Jika
banyak nutrisi yang diserap tanaman jagung, maka pertumbuhan akan
semakin baik pula. Sedangkan faktor abiotik yang mempengaruhi
pertumbuhan jagung adalah cahaya, air, kelembaban, derajat keasaman.
Cahaya sangat membantu dalam proses fotosintesis ketika tanaman jagung
sudah tumbuh daun. Sekitar
80-90 % tubuh mahkluk hidup tersusun atas air. Zat ini digunakan
sebagai pelarut di dalam sitoplasma, untuk menjaga tekanan osmosis sel,
dan mencegah sel dari kekeringan. Air dibutuhkan untuk kelangsungan
hidup organisme. Bagi tumbuhan, air diperlukan dalam pertumbuhan,
perkecambahan dan penyebaran biji, bagi hewan dan manusia air diperlukan
untuk minum dan sarana hidup lain seperti transportasi bagi manusia dan
tempat hidup bagi ikan. Bagi unsur abiotik lain misalnya tanah dan
batuan, air digunakan sebagai pelarut dan pelapuk. Salinitas juga
berpengaruh. Jika kadar garam tinggi, sel-sel akar tumbuhan akan mati
dan akhirnya akan mematikan tumbuhan itu. Didaerah yang berkadar garam
tinggi hanya hidup tumbuhan tertentu. Misalnya pohon bakau di pantai
yang tahan terhadap lingkungan berkadar garam tinggi.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang dilakukan, kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah sebagi berikut :
1) Ada perbedaan respon perkecambahan biji jagung antara pH 3,5 dan 7
2) Hujan asam berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman
3) Ada faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman jagung, yakni faktor biotic dan faktor abiotik.
DAFTAR PUSTAKA
Istamar Syamsuri, Mpd, Drs, dkk, 2004. Biologi kelas X. Penerbit Erlangga. Jakarta
eprints.undip.ac.i
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan adalah salah satu ciri makhluk hidup yang melangsungkan kehidupannya,.
Seluruh organisme yang masih hidup melakukan pertumubuhan guna menambah
massa, volume maupun tinggi tubuh organisme. Tidak terkecuali pada
tanaman. Tanaman juga melakukan pertumbuhan sebagai salah satu ciri
makhluk hidup.
Tumbuhan
tumbuh dari kecil menjadi besar dan berkembang dari satu sel zigot
menjadi embrio kemudian menjadi satu individu yang mempunyai akra,
batang dan daun. Pertumbuhan diart
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1) Apakah ada perbedaan respon perkecambahan biji jagung antara pH 3, 5 dan 7 ?
2) Apakah ada pengaruh adanya hujan asam terhadap perkecambahan dan pertumbuhan tanaman ?
3) Adakah Faktor-faktor apa sajakah yang dapat mempengaruhi kecepatan perkecambahan dan pertumbuhan tanaman jagung ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah :
1) Untuk mengetahui adanya pengaruh derajat keasaman (pH) dalamproses perkecambahan dan pertumbuhan tanaman jagung.
2) Untuk mengetahui pH yang optimal dalam proses perkecambahan dan pertumbuhan tanaman jagung
3) Untuk mengetahui Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kecepatan perkecambahan dan pertumbuhan tanaman jagung
1.4 Hipoteis
1) Ada perbedaan respon perkecambahan biji jagung antara pH 3, 5 dan 7.
2) Ada pengaruh adanya hujan asam terhadap perkecambahan da pertumbuhan tanaman.
3) Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan perkecambahan dan pertumbuhan tanaman jagung.
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Perkecambahan dan Pertumbuhan
2.1.1 Perkecambahan
Perkecambahan
terjadi karena pertumbuhan radikula (calon akar) dan pertumbuhan
plumula (calon batang). Faktor yang mempengaruhi perkecambahan adalah
air, kelembapan, oksigen dan suhu.
Perkecambahan biji ada dua macam yaitu:
a. Perkecambahan
epigeal : Hipokotil memanjang sehingga plumula dan kotiledon ke
permukaan tanah dan kotiledon melakukan fotosintesis selama daun belum
terbentuk. Contoh : perkecambahan kacang hijau.
b. Perkecambahan
hypogeal : epikotil memanjang sehingga puluma keluar menembus kulit
biji dan muncul diatas permukaan tanah sedangkan kotiledon tertinggal
dalam tanah.
Contoh : perekecambahan kacang kapri.
Dalam biji terdapat calon individu baru atau embrio yang dilengkapi dengan cadangan makanan. Pada
tanaman dikotil misalnya kacang mempunyai dua kotiledon yang membesar.
Sumbu embrio bagian bawah kotiledon disebut hipokotil. Bagian
terminalnya (ujung) disebut radikula. Sumbu embrio bagian atas kotiledon
disebut epikotil. Dan ujungnya disebut plumula (pucuk embrio) yaitu
ujung batang bersama calon-calon (primordium) daun.
Embrio
yang tumbuh belum memiiki klorofil , sehingga embrio belum dapat
membuat makanannya sendiri. Umumnya, makanan untu pertumbuhan embrio
berasal dari endosperma. Akan tetapi tidak semua biji memiliki
endsperma.biji tumbuhan polong-polongan,misalnya kacang tidak memiliki
endosperma, melainkan cadangan makanannya dari kotiledon. Endosermanya
sendiri sudah habis.biji yang demikian disebut biji eksalbuminus.
Sedangkan biji yang endospermanya ada disebut biji albuminus.
Tumbuhan
monokotil mempunyai satu kotiledon .misalnya pada Grminineae (Poaceae),
misalnya jagung,kotiledonnya disebut skutelum. Skutelum menyerap
nutrien dari endosperma dan memindahkannya ke bagian embrio selama
proses perkecambahannya. Radikula (calon akar) monokotil diselubungi
oleh koleoriza (sarung akar lembaga) dan ujung embrio diselubungi
koleoptil (sarung pucuk lembaga).
2.2.1 Pertumbuhan
· Pertumbuhan primer
Merupakan
pertumbuhan yang terjadi karena adanya meristem primer. Pertumbuhan ini
disebabkan oleh kegiatan titik tumbuh prmer yang terdapat pada ujung
akar dan ujung batan dimulai sejak tumbuhan masih berupa embrio.
· Pertumbuhan sekunder
Merupakan
pertumbuhan yang terjadi karena adanya meristem sekunder. Pertumbuhan
ini disebabkan oleh kegiatan cambium yang bersifat meristematik kembali.
Ciri-ciri
jaringan meristemtik ini adalah mempunyai dinding yang tipis,
bervakuola kecil atau tidak bervakuola, stiplasma pekat dan sel-slenya
belum berspeliasasi. Ketika pertumbuhan berlangsung secara aktif,
sel-sel meristem membelah dan membentuk sel-sel baru. Sel baru yang
terbantuk itu pada awalnya rupanya sama tetapi setelah dewasa, sel-sel
tadi berdiferensiasi menjadi jaringan lain.
Jaringann meristem ada dua jenis yaitu :
a. Jaringan meristem apix
b. Jaringan meristem lateral
Pertumbuhan sekunder disebabkan oleh kegiatan meristem sekunder yang meliputi:
A. Kambium gabus
B. Kambium fasis
C. Kambium interfasis
4. Pertumbuhan terminal
Terjadi
pada ujung akar dan ujung batang tumbuhan berbiji yang aktif tumbuh.
Terdapat 3 daerah (zona) pertumbuhan dan perkembangan:
a. Daerah pembelahan (daerah meristematik).
b. Daerah pemanjangan
c. Daerah diferensiasi
2.2 Tanaman Jagung
Tanaman
jagung ( Zea mays ) sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Di
Indonesia, jagung merupakan komoditi tanaman pangan kedua terpenting
setelah padi. Akhir-akhir ini tanaman jagung semakin meningkat
penggunaannya. Tanaman jagung banyak sekali gunanya, sebab hampir
seluruh bagian tanaman dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam
keperluan. Buah jagung muda (putren, Jw) bisa dimanfaatkan sebagai
sayuran, bergedel, bakwan, sambel goreng. Jagung tua biasa digunakan
sebagai pengganti nasi, marning, brondong, roti jagung, tepung, bihun,
bahan campuran kopi bubuk, biskuit, kue kering, pakan ternak, baha baku,
industri farmasi, dextrin, perekat, industri textil.
Tanaman
jagung sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia ataupun hewan, jagung
merupakan makanan pokok kedua setelah padi, produksi jagung kini dapat
dikonsumsi oleh manusia dalam bentuk penyajian, jagung merupakan salah
satu bahan makanan yang mengandung hidrat arang, yang dapat digunakan
untuk menggantikan (mensubtitusi) beras.
Jagung termasuk tanaman akar serabut yang terdiri dari tipe akar yaitu akar dan seminal, akar adventif dan akar udara, seminal tumbuh dari radikma dan embiro. Akar adventif disebut juga akar tunjang. Akar ini dari buku paling bawah. Sekitar 4 cm di bawah permukaan tanah. Akar udara adalah akar yang keluar dari dua atau lebih dari buku terbawah dekat permukaan tanah.
Jagung termasuk tanaman akar serabut yang terdiri dari tipe akar yaitu akar dan seminal, akar adventif dan akar udara, seminal tumbuh dari radikma dan embiro. Akar adventif disebut juga akar tunjang. Akar ini dari buku paling bawah. Sekitar 4 cm di bawah permukaan tanah. Akar udara adalah akar yang keluar dari dua atau lebih dari buku terbawah dekat permukaan tanah.
Batang
jagung tidak bercabang, berbentuk silinder. Pada buku ruas akan muncul
tunas yang berkembang menjadi tongkol. Tinggi jagung tergantung
variates, umumnya berkisar 100 – 300 cm. Daun jagung memanjang dan
keluar dari buku-buku batang. Jumlah daun terdiri dari 8-48 helaian
tergantung varietasnya. Antara kelopak dan helaian terdapat lidah daun
yang disebut Ligula, fungsi Ligula adalah mencegah air masuk ke dalam
kelopak daun dan batang.
Pada proses tumbuh tanaman jagung dibedakan dalam dua stadia yaitu:
a. Stadia vegetative
a. Stadia vegetative
Pada
stadia vegetatif ini melalui fase kecambah, dilanjutkan dengan fase
pertumbuhan vegetatif, akar batang daun yang cepat pada akhirnya
pertumbuhan vegetatif menjadi lambat sehingga dinamainya stadia
generative.
b. Stadia generatif
Pada
stadia ini dinamai dengan pembentukan primordia. Proses pembungaan yang
mencakup peristiwa penyerbukan dan pembuahan. Penyerbukan yang terjadi
pada tanaman jagung biasanya dibantu dengan angin, yaitu dengan cara
menebarkan tepung sari kemudian menjatuhkan pada tangkai. Letak bunga
jantan dan betina tidak berada di satu tempat. Bunga jantan pada ujung
batang yang sedang berbunga, sedangkan bunga betina berada di
pertengahan batang atau tongkol. Perlu dijaga kemurnian biji dari
varietas yang dibudidayakan dan juga terjadinya penyerbukan silang pada
tanaman jagung. Proses penyerbukan, tepung sari tidak harus menempel
pada kepala putik. Karena tangkai putik dapat menyebabkan proses
penyerbukan tetap berlangsung. Tangkai putik berupa rambut jagung bila
ditempel tepung sari. Perkembangan dan pertumbuhan serbuk sari
berlanjut. Proses pertumbuhan merupakan kelanjutan peristiwa penyerbukan
dapat berlangsung selama serbuk sari menempel pada putik. Kemudian
saluran-saluran tangkai putik bertemu sel telur.
Kondisi pH yang baik untuk pertumbuhan jagung berkisar antara
5,5 – 7,0 dan pH optimal 6,8 terutama pada saat berbunga dan pengisian
biji. Curah hujan yang normal untuk pertumbuhan tanaman jagung yang
ideal adalah sekitar 250 mm/tahun sampai 2000 mm/tahun. Jagung akan
tumbuh dengan baik di daerah yang ketinggiannya lebih dari 5000 m di
atas permukaan laut. (Supapto, 1999).
2.3 Derajat Keasaman (pH)
pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien aktivitas
ion hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya
didasarkan pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala absolut.
Ia bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya
ditentukan berdasarkan persetujuan internasional.
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
1) Botol Aqua 1,5 liter 3
2)
3) Media tanam (Tanah)
4) Biji Jagung 30 biji
5) Air AC
6) Pipet
7) pH meter
8) cutter
9) Spidol
10) HCL 0,1 M
3.2 Variabel Percobaan
· Variabel Manipulasi : Air dengan variasi pH 3 dan 5
· Variabel Respon : Percepatan Perkecambahan dan Pertumbuhan tanaman jagung
· Variabel Kontrol : - Jenis Jagung
- Jenis media tanam (tanah)
- Ukuran pot plastik (polibag)
- Frekuensi penyiraman
- tanaman jagung dengan pH 7
3.3 Langkah Percobaan
Adapun langkah-langkah dari percobaan ini sebagai berikut :
1) Menyiapkan
air dengan pH 3, 5 dan 7 dengan cara mencampurkan larutan HCL 0,1 M
kemudian dimasukkan ke dalam botol dan diberi label masing-masing.
2) Menyiapkan
biji jagung dari jenis yang sama, merendam biji jagung sebanyak 10
kedalam air yang telah ditentukan dengan masing-masing pH selama 30
menit.
3) Menyediakan 3 buah polibag dengan
cara memotong botol air mineral pada bagian bawah dengan menggunkan
cutter. Kemudian melubangi bagian bawahnya agar air bisa keluar waktu
penyiraman dan beri label.
4) Potong bagian tengah botol
air mineral sisanya tadi sebagai penyangga polibeg. Membasahi tanah
dengan air yang telah ditentukan kemudian meletakkan (menanam) biji
jagung dan basahi atau sirami tanah setiap hari sesuai pH yang telah
ditentukan selam 7 hari
5) Mengamati perkecambahan yang pada bji jagung selama 7 hari.
6) Memeriksa pertumbuhan pada hari ke-7.
BAB 1V
DATA DAN ANALISA
4.1 Data Percobaan
A. Hasil percobaan pada pH 3
Hari ke-
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
%
|
Jumlah Biji yang Berkecambah
|
0
|
7
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
70%
|
· Kecepatan Perkecambahan = + + + + + + = 3,5
pH 3
% perkecambahan = 7/10 x 100%
= 70%
· Panjang terakhir pengamatan
No.
|
Biji
|
Panjang Tanaman
|
1.
|
1
|
15 cm
|
2.
|
2
|
23 cm
|
3.
|
3
|
22 cm
|
4.
|
4
|
11,4 cm
|
5.
|
5
|
16 cm
|
6.
|
6
|
13
|
7.
|
7
|
11
|
8.
|
8
|
-
|
9.
|
9
|
-
|
10.
|
10
|
-
|
B. Hasil Percobaan pada pH 5
Hari ke-
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
%
|
Jumlah Biji yang Berkecambah
|
0
|
8
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
80%
|
pH 5
% perkecambahan = 8/10 x 100%
= 80%
· Kecepatan Perkecambahan = + + + + + + = 4
· Panjang terakhir pengamatan dan jumlah helai daun
No.
|
Biji
|
Panjang Tanaman
|
1.
|
1
|
26 cm
|
2.
|
2
|
31 cm
|
3.
|
3
|
24 cm
|
4.
|
4
|
21,6 cm
|
5.
|
5
|
28,3 cm
|
6.
|
6
|
26
|
7.
|
7
|
24
|
8.
|
8
|
28
|
9.
|
9
|
-
|
10.
|
10
|
-
|
C. Hasil percobaan pada pH 7
Hari ke-
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
%
|
Jumlah Biji yang Berkecambah
|
0
|
7
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
70%
|
pH 7
% perkecambahan = 7/10 x 100%
= 70%
· Kecepatan Perkecambahan = + + + + + + = 3,5
· Panjang terakhir pengamatan dan jumlah helai daun
No.
|
Biji
|
Panjang Tanaman
|
1.
|
1
|
24 cm
|
2.
|
2
|
33 cm
|
3.
|
3
|
28 cm
|
4.
|
4
|
27,4 cm
|
5.
|
5
|
29,1cm
|
6.
|
6
|
22,6
|
7.
|
7
|
26,1
|
8.
|
8
|
-
|
9.
|
9
|
-
|
10.
|
10
|
-
|
4.2 Analisa Data
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, dari 10 biji tidak semuanya berkecambah
dan tumbuh. Dari 10 biji yang tumbuh, pada pH 3 tumbuh 7, dari pH 5
tumbuh 8 dan dari pH 7 tumbuh 7. Dari data yang didapat, pH 5
menumbuhkan biji jagung paling banyak yakni sebanyak 8 biji jagung.
Sehingga,prosentasi perkecambahan dari percobaan yang dilakukan selam 7
hari, pH 3 sebesar 70%, pH 5 sebesar 80% dan pH 7 sebesar 70%.
Sedangkan kecepatan perkecambahan dari pH 3 adalah 3,5, pH 5 adalah 4 dan pH 7 adalah 3,5. Pada percobaan pH 3 tanaman jagung yang paling panjang adalah 23 cm. pada percobaan pH 5 tanaman jagung yang paling panjang adalah 31cm dan percobaan pH 5 tanaman jagung yang paling panjang adalah 33 cm. sehingga, tanaman jagung yang paling panjang terdapat pada pH 7.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pengaruh Derajat Keasaman Terhadap Perkecambahan Biji Jagung
Pada
percobaan yang saya lakukan menunjukkan perbedaan respon perkecambahan
biji dan pertumbuhan tanaman jagung antara pH 3, 5 dan 7. Hal ini dapat
dilihat dari jumlah biji yang berhasil berkecambah dan tumbuh. Pada pH 3
terdapat 7 tanaman dan yang degeneratif sebanyak 3. Pada pH 5 terdapat 8 tanaman dan yang degeneratif sebanyak dan pada pH 7 terdapat 7 tanaman dan yang degeneratif sebanyak 3. Secara teori tanaman jagung dapat tumbuh optimal pada pH antara 5,5
– 7,0. Pada percobaan ini pH yang banyak menumbuhkan tanaman jagung
adalah pH 5 yakni 8 tanaman dari 10 biji yang ditanam. Sedangkan pada pH
3 dan 7 berhasil menumbuhkan 7 tanaman jagung dari 10 biji yang
ditanam. Disini terjadi kesamaan jumlah tanaman yang tumbuh. Namun,
setelah diukur, tanaman jagung yang paling tinggi terdapat pada pH 7
yakni sebesar 33 cm. pada waktu
penanaman, saya menggunakan jenis biji yang sama. Namun pada percobaan
terdapat biji yang mati atau degeneratif. Hal ini dapat dipengaruhi oleh
biji itu sendiri. Maksudnya disini adalah pada jenis biji yag sama
belum tentu memiliki kemampuan tumbuh yang sama, seperti tingkat
kematngan benih, dominansi benih dan ukuran dari benih jagung itu
sendiri.
4.2 Pengaruh Hujan Asam Terhadap Pertumbuhan Tanaman
Hujan asam diartikan sebagai segala macam hujan dengan pH di bawah 5,6. Hujan secara alami bersifat asam (pH sedikit di bawah 6) karena karbondioksida (CO2) di udara yang larut dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah. Jenis asam dalam hujan ini sangat bermanfaat karena membantu melarutkan mineral dalam tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan binatang.
Hujan asam disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor dalam bahan bakar fosil serta nitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur dioksida dan nitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi ke atmosfer dan bereaksi dengan air untuk membentuk asam sulfat dan asam nitrat
yang mudah larut sehingga jatuh bersama air hujan. Air hujan yang asam
tersebut akan meningkatkan kadar keasaman tanah dan air permukaan yang
terbukti berbahaya bagi kehidupan ikan dan tanaman. Usaha untuk
mengatasi hal ini saat ini sedang gencar dilaksanakan.
cara alami hujan asam dapat terjadi akibat semburan dari gunung berapi
dan dari proses biologis di tanah, rawa, dan laut. Akan tetapi,
mayoritas hujan asam disebabkan oleh aktivitas manusia seperti industri,
pembangkit tenaga listrik, kendaraan bermotor dan pabrik pengolahan pertanian (terutama amonia). Gas-gas yang dihasilkan oleh proses ini dapat terbawa angin hingga ratusan kilometer di atmosfer sebelum berubah menjadi asam dan terdeposit ke tanah.
Hujan
asam dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Karena hujang yang
mengandng asam yang jatuh ke tanah dan menyimpan airnya, dapat
melarutkan mineral-mineral dan unsure hara yang terkandung dalam tanah. Hujan asam
yang larut bersama nutrisi didalam tanah akan menyapu kandungan
tersebut sebelum pohon-pohon dapat menggunakannya untuk tumbuh. Serta
akan melepaskan zat kimia beracun seperti aluminium, yang akan bercampur
didalam nutrisi. Sehingga apabila nutrisi ini dimakan
oleh tumbuhan akan menghambat pertumbuhan dan mempercepat daun
berguguran, selebihnya pohon-pohon akan terserang penyakit, kekeringan
dan mati. Seperti halnya danau, Hutan juga mempunyai kemampuan untuk
menetralisir hujan asam dengan jenis batuan dan tanah yang dapat
mengurangi tingkat keasaman.
Pencemaran
udara telah menghambat fotosintesis dan immobilisasi hasil fotosintesis
dengan pembentukan metabolit sekunder yang potensial beracun. Sebagai
akibatnya akar kekurangan energi, karena hasil fotosintesis tertahan di
tajuk. Sebaliknya tahuk mengakumulasikan zat yang potensial beracun
tersebut. Dengan demikian pertumbuhan akar dan mikoriza terhambat
sedangkan daunpun menjadi rontok. Pohon menjadi lemah dan mudah
terserang penyakit dan hama.
Penurunan pH tanah akibat deposisi asam juga menyebabkan terlepasnya aluminium dari tanah dan menimbulkan keracunan. Akar yang halus akan mengalami nekrosis sehingga penyerapan hara dan iar terhambat. Hal ini menyebabkan pohon kekurangan air dan hara serta akhirnya mati. Hanya tumbuhan tertentu yang dapat bertahan hidup pada daerah tersebut, hal ini akan berakibat pada hilangnya beberapa spesies. Ini juga berarti bahwa keragaman hayati tamanan juga semakin menurun.
Penurunan pH tanah akibat deposisi asam juga menyebabkan terlepasnya aluminium dari tanah dan menimbulkan keracunan. Akar yang halus akan mengalami nekrosis sehingga penyerapan hara dan iar terhambat. Hal ini menyebabkan pohon kekurangan air dan hara serta akhirnya mati. Hanya tumbuhan tertentu yang dapat bertahan hidup pada daerah tersebut, hal ini akan berakibat pada hilangnya beberapa spesies. Ini juga berarti bahwa keragaman hayati tamanan juga semakin menurun.
Kadar
SO2 yang tinggi di hutan menyebabkan noda putih atau coklat pada
permukaan daun, jika hal ini terjadi dalam jangka waktu yang lama akan
menyebabkan kematian tumbuhan tersebut. Menurut Soemarmoto (1992),
dari analisis daun yang terkena deposisi asam menunjukkan kadar
magnesium yang rendah. Sedangkan magnesium merupakan salah satu nutrisi
assensial bagi tanaman. Kekurangan magnesium disebabkan oleh pencucian
magnesium dari tanah karena pH yang rendah dan kerusakan daun meyebabkan
pencucian magnesium di daun.
Pada
percobaan yang saya lakukan, ada daun yang daunnya berwarna agak kuning
kecoklatan, hal ini mengindikasikan adanya pengaruh hujan asam terhadap
tanaman, yang dibuktikan dengan percobaan ini,dimana jagung ditanam dengan menggunkan pH dibawah pH 5 yakni pH 3.
4.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Tanaman
Pada
percobaan ini,tidak hanya derajat keasaman saja yang mempengaruhi
perkecambahan dan pertumbuhan tanaman jagung. Faktor-faktor tersebut
adalah faktor biotik dan faktor abiotik.
Faktor
biotik adalah faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman yang berasal
dari dalam. Dalam percobaan ini berasal dari tanaman itu sendiri. Dalam
hal ini adalah nutrisi. Makanan
(nutrisi) sangat diperlukan dalam pertumbuhan perkecambahan. Jika
banyak nutrisi yang diserap tanaman jagung, maka pertumbuhan akan
semakin baik pula. Sedangkan faktor abiotik yang mempengaruhi
pertumbuhan jagung adalah cahaya, air, kelembaban, derajat keasaman.
Cahaya sangat membantu dalam proses fotosintesis ketika tanaman jagung
sudah tumbuh daun. Sekitar
80-90 % tubuh mahkluk hidup tersusun atas air. Zat ini digunakan
sebagai pelarut di dalam sitoplasma, untuk menjaga tekanan osmosis sel,
dan mencegah sel dari kekeringan. Air dibutuhkan untuk kelangsungan
hidup organisme. Bagi tumbuhan, air diperlukan dalam pertumbuhan,
perkecambahan dan penyebaran biji, bagi hewan dan manusia air diperlukan
untuk minum dan sarana hidup lain seperti transportasi bagi manusia dan
tempat hidup bagi ikan. Bagi unsur abiotik lain misalnya tanah dan
batuan, air digunakan sebagai pelarut dan pelapuk. Salinitas juga
berpengaruh. Jika kadar garam tinggi, sel-sel akar tumbuhan akan mati
dan akhirnya akan mematikan tumbuhan itu. Didaerah yang berkadar garam
tinggi hanya hidup tumbuhan tertentu. Misalnya pohon bakau di pantai
yang tahan terhadap lingkungan berkadar garam tinggi.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang dilakukan, kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah sebagi berikut :
1) Ada perbedaan respon perkecambahan biji jagung antara pH 3,5 dan 7
2) Hujan asam berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman
3) Ada faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman jagung, yakni faktor biotic dan faktor abiotik.
DAFTAR PUSTAKA
Istamar Syamsuri, Mpd, Drs, dkk, 2004. Biologi kelas X. Penerbit Erlangga. Jakarta
eprints.undip.ac.i